Senin, 03 Januari 2022

3 Cara Mencegah Stunting pada Anak, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu Ketika Hamil

 

Pencegahan dan deteksi dini stunting pada bayi atau anak-anak dapat dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut.

1. Pencegahan di masa kehamilan

Dokter Spesialis Gizi Klinik RSIA Bina Medika Bintaro, dr Amalia Primahastuti SpGK mengatakan, deteksi dini stunting bisa dilakukan melalui pemeriksaan USG secara rutin, untuk mengetahui pertumbuhan janin.

Hal ini perlu dilaksanakan, demi menghindari terjadinya pertumbuhan janin yang terhambat.

Menurutnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan selama hamil.

Pertama, ibu hamil jangan kekurangan gizi.

Ditegaskan dr. Amalia, ibu hamil harus memerhatikan nutrisinya, untuk mencegah stunting pada anak selama masa kehamilan.

“Ibu hamil harus dalam kondisi tidak undernutrition atau kekurangan gizi,” kata dr Amalia melalui keterangan tertulis Sequis and Financial Planner yang diterima Kompas.com, Selasa (2/3/2021).

Aga ibu hamil tidak kekurangan gizi, maka harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta suplemen yang dibutuhkan selama hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin.

Zat gizi terbagi menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Zat gizi makro berupa karbohidrat, protein dan lemak. Sementara, zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral.

Kedua, ibu hamil harus terhindar dari infeksi.

Selain persoalan gizi ibu saat kehamilan, pencegahan kedua yang tidak kalah penting adalah mencegah terjadinya infeksi, agar tidak terjadi kelahiran prematur.

Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, agar dapat diketahui apakah pertumbuhan janin sudah sesuai dengan usia.


2. Deteksi dini masa setelah lahir

dr Amalia menjelaskan, pencegahan dan deteksi dini stunting tidak cukup hanya saat masa kehamilan.

Peran penting orangtua dalam pencegahan stunting masih harus dilakukan setelah melahirkan.

Deteksi dini stunting setelah kelahiran bayi, dapat dilakukan secara rutin dengan mengukur berat dan panjang atau tinggi badan bayi Anda.

Perlu diperhatikan, pengukuran berat dan panjang atau tinggi badan ini perlu dilakukan setiap bulannya pada usia bayi 0-12 bulan, dan setiap 3 bulan pada usia 1-3 tahun.

Selain itu, bayi di bawah usia 6 bulan sebaiknya diberikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, karena ada banyak manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan sebagai asupan nutrisi bayi dalam tumbuh kembang dan pencegahan kondisi stunting.


BACA SELANJUTNYA DI https://bundaelly.com/2021/04/23/3-cara-mencegah-stunting-pada-anak-penuhi-kebutuhan-nutrisi-ibu-ketika-hamil/



Kamis, 30 Desember 2021

Gimana Sih Cara UMKM Bisa Bertahan Saat Pandemi? Ini Dia Jawabannya!

 Berbicara mengenai cara umkm di masa pandemi, apakah masa pandemi ini adalah waktu yang tepat untuk umkm berkembang? Mari kita bahas lebih dalam apa umkm itu sendiri dan bagaimana cara bertahan di masa pandemi.

UMKM merupakan singkatan dari usaha mikro kecil dan menengah, kini menjadi bisnis yang yang banyak diminati dalam pergerakan roda ekonomi berskala mikro maupun makro. Yang memiliki dampak yang sangat masif untuk negara dan pula keuntungan yang dihasilkan sangatlah menggairahkan.

Cara UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Saat ini UMKM mengalami aneka macam pertarungan misalnya penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun & PHK buruh, hal ini sebagai ancaman bagi perekonomian nasional.

baca selengkapnya di https://umkmtohaga.com/2021/12/28/gimana-sih-cara-umkm-bisa-bertahan-saat-pandemi-ini-dia-jawabannya/


Kamis, 07 Oktober 2021

10 MENIT MEMAHAMI PERISTIWA PEMBUKUAN MUSHAF AL-QUR’AN DI MASA KHALIFAH ABU BAKAR

 


Keberhasilan tarbiyah dan pembinaan Rasulullah SAW semakin terbukti di kala pimpinan estafet dakwah Islam diamanahkan kepada khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq sendiri menorehkan sejarah dengan banyak kegemilangan. Tidak hanya berhasil memberantas gerakan nabi-nabi palsu, kaum murtad, ingkar zakat, dan pemberontak lainnya tapi juga berhasil dalam pembukuan mushaf Al-Qur’an. Masalah yang terakhir inilah yang akan dibahas sekilas dalam tulisan ini.

Pertama. masih ada saja yang menyebutkan istilah “kodifikasi Al-Qur’an”. Sebutan ini tidak tepat, kata kodifikasi, akan bermakna bahwa catatan Al-Qur’an sepeninggal Rasulullah belum lengkap, ini jelas tidak benar. Al-Qur’an dalam bentuk catatan sebenanrnya sudah lengkap, hanya saja terserak. Apa yang dilakukan dalam kebijakan pemerintah Abu Bakar ialah menghimpun dokumentasi yang sudah ada. Al-Qur’an (114 surat, 30 juz) sudah ditulis sejak zaman Rasulullah. Bahkan setiap turunnya wahyu, Rasulullah selalu memerintahkan para sahabat yang berada di sekitarnya untuk mencatatnya.

Kedua. Kendati standar tulisan itu banyak berbeda, namun bunyi bacaannya memang sudah sama. Hal ini selalu diawasi oleh Rasulullah. Urutan tilawah Al-Qur’an pun sudah tersusun di zaman Rasulullah masih hidup, di mana urutan tilawah tersebut tidak mengikuti urutan turunnya Al-Qur’an dari awal wahyu hingga wafatnya Nabi SAW. Jika mengikuti urutan turunnya, seharusnya Al-Alaq ayat 1-5 menjadi al-fatihah (pembuka) surat, namun tartib (urutan) Al-Qur’an memang sudah disepakati di masa Nabi SAW. Dengan begitu Al- Quran turun memang sesuai urutan nuzulnya, akan tetapi urutan tilawah sudah tersusun sejak Nabi SAW masih hidup.


Senin, 04 Oktober 2021

DI MASA KHALIFAH UTSMAN ALQURAN DIBUKUKAN

 


Sepeninggal Rasulullah SAW, barulah upaya untuk mengumpulkan tulisan-tulisan yang berisikan ayat-ayat Alquran mulai dilakukan. Hal ini terjadi pertama kalinya pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khattab.

Dalam sejumlah riwayat, disebutkan bahwa pada awal kepemimpinannya, Abu Bakar dihadapkan pada peristiwa-peristiwa besar yang berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang Arab.

Karena itu, ia segera menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang yang murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Alquran. Dalam peperangan ini, 70 orang hafiz (penghafal Alquran) dari para sahabat gugur.

Melihat kenyataan ini, Umar bin Khattab merasa khawatir. Ia kemudian menghadap Abu Bakar dan memberi usul kepadanya agar segera mengumpulkan dan membukukan Alquran sebab peperangan Yamamah telah menyebabkan banyaknya penghafal Alquran yang gugur di medan perang. Ia juga khawatir jika peperangan di tempat lain akan menewaskan lebih banyak penghafal Alquran.

Meski awalnya sempat ragu karena Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan pembukuan Alquran, demi kemaslahatan umat Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit (yang dikenal sebagai juru tulis Alquran di masa Rasulullah) untuk menuliskan dan mengumpulkan kembali naskah Alquran yang masih berserakan tersebut.

Zaid melakukan tugasnya ini dengan sangat teliti dan hati-hati. Maka itu, dia tidak hanya cukup mengandalkan hafalan yang ada dalam hati para hafiz tanpa disertai catatan yang ada pada para penulis.

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Zaid berkata, ”Maka, aku pun mulai mencari Alquran. Kukumpulkan ia dari pelepah kurma, dari keping-kepingan batu, dan dari hafalan para penghafal, sampai akhirnya aku mendapatkan akhir surat Attaubah berada pada Abu Huzaimah Al-Anshari yang tidak kudapatkan pada orang lain.”

Perkataan itu lahir karena Zaid berpegang pada hafalan dan tulisan sehingga akhir surat Attaubah itu telah dihafal oleh banyak sahabat. Dan, mereka menyaksikan ayat tersebut dicatat. Tetapi, catatannya hanya terdapat pada Abu Huzaimah Al-Ansari.

Lembaran-lembaran yang dikumpulkan oleh Zaid tersebut kemudian disimpan di tangan Abu Bakar hingga ia wafat. Sesudah itu, lembaran-lembaran pun berpindah ke tangan Umar sewaktu ia masih hidup dan selanjutnya berada di tangan Hafsah binti Umar bin Khattab.

Baru pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, untuk pertama kali, Alquran ditulis dalam satu mushaf. Penulisan Alquran di masa Usman disesuaikan dengan tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah binti Umar. Usman memberikan tanggung jawab penulisan ini kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam.

sumber : https://markazquranimcm.com/2021/10/01/di-masa-khalifah-utsman-alquran-dibukukan/

Selasa, 11 Agustus 2020

5 The New Normal yang Akan Dihadapi Anak-anak

 


Berbagai media—baik nasional maupun internasional—sudah mulai banyak menyinggung perihal The New Normal, yakni tatanan kehidupan baru sebelum vaksin maupun obat Covid-19 ditemukan. Media-media tersebut mengemukakan hipotesis dari berbagai pakar bahwa kehidupan setelah pandemi ini mungkin tidak akan bisa benar-benar kembali seperti sedia kala.

Kini, semua orang harus bersiap menakar dan mempraktikkan pola hidup baru yang membuat kita semua tetap terlindungi. Nah, para orang tua tentu punya PR tambahan, yakni mempersiapkan anak-anaknya agar dapat beradaptasi baik dengan the new normal ini juga.

Najelaa Shihab, pendidik sekaligus pendiri Keluarga Kita, mengatakan bahwa wajar bila kita semua cemas menghadapi masa mendatang. “Kita cemas dengan the new normal ini apa. Para ahli dan akademisi pun juga belum tahu akan seperti apa kondisi setelah ini,” ujarnya. Akan tetapi, Najelaa mengatakan bahwa semua orang tua harus tetap tenang menghadapi perubahan agar anak-anak juga lebih siap menghadapi the new normal.

Najelaa menyebutkan bahwa anak-anak dan orang tua harus siap menghadapi kemungkinan the new normal seperti:

1. Standar Hidup Baru



Jumat, 24 Juli 2020

Cara Sederhana Meningkatkan Kekebalan Tubuh



Jika kekebalan tubuh Anda kuat, Anda tidak akan mudah jatuh sakit. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, ada berbagai cara sederhana yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menjalani gaya hidup dan pola makan yang sehat.

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun terdiri dari sekumpulan sel, jaringan, dan organ tubuh yang saling bekerja sama untuk melindungi tubuh dari serangan virus, bakteri, jamur, dan parasit. Saat sistem kekebalan tubuh lemah, kuman-kuman tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi.

Salah satu penyakit infeksi yang mudah menyerang tubuh seseorang ketika daya tahan tubuhnya lemah adalah COVID-19 atau infeksi virus Corona.

Ragam Makanan Penguat Sistem Kekebalan Tubuh
Makanan sehat yang bernutrisi tinggi dapat membantu meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dalam menghalau infeksi. Beberapa jenis makanan yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh tersebut adalah:



Jumat, 10 Juli 2020

7 Tips Aman Merekrut Pengasuh Baru saat Masa Pandemi Virus Corona

Mungkin sebelumnya Mama telah memberhentikan pengasuh anak-anak terkait pencegahan Covid-19. Berhubung Mama dan Papa WFH atau work from home, jadi dapat mengasuh anak-anak secara bergantian tanpa adanya pengasuh.

Kini, sudah waktunya Mama dan Papa kembali bekerja sehingga harus menitipkan anak-anak pada orangtua atau mertua. Namun, situasi tidak dapat seterusnya seperti itu dan mau tidak mau Mama butuh pengasuh untuk menjaga mereka.

Rasa khawatir tentu menghantui karena kita tidak tahu kondisi kesehatan dan lingkungan calon pengasuh mengingat sedang dalam masa pandemi. Supaya bisa tenang tinggalkan anak saat kembali kerja, Mama bisa terapkan hal-hal ini ke pengasuh baru.

1. Memilih calon pengasuh yang berada di luar zona episentrum Covid-19


sumber : https://bundaelly.com/2020/07/06/7-tips-aman-merekrut-pengasuh-baru-saat-masa-pandemi-virus-corona/